Sebagai manusia kita pasti selalu merasakan kelelahan tidak hanya
secara fisik, tetapi juga secara secara batiniah. Dalam keadaan lelah batiniah
ini kemudian terekspresi dalam tindakan dan perilaku kita. Dalam kelelahan
fisik, nampaklah dalam sikap kita yaitu tidak bersemangat atau tidak bergairah
untuk melakukan sesuatu hal, dan untuk itu kita memerlukan istirahat dan tidur
yang cukup untuk mengumpulkan kembali tenaga serta kekuatan kita untuk, kita
memerlukan nutrisi yang cukup untuk juga
mengembalikan kembali energi dan stamina kita. Namun terkadang
disaat-saat mengalami kelelahan fisik kita ingin makan yang banyak dan tidur yang panjang bahkan tidak ingin bangun
lagi dan beraktifitas, dan ingin bermalas-malasan saja tidak mau melakukan
aktifitas apa-apa lagi karena kelelahan. Itulah sikap dari kebanyakan kita sebagai manusia yang sering mengalami kelelahan
fisik, kita ingin menikmati sebuah istirahat yang panjang.
Bagaimana jika kita mengalami kelelahan spiritual? Dalam kehidupan
manusia, kelelahan spiritual terjadi karena krisis yang memuncak, masalah
datang bertubi-tubi dan tak pernah terselesaikan dengan sempurna dan itulah
yang mengalami kelelahan spiritual. Kelelahan spiritual tidak selalu akan
Nampak dalam kelelahan fisik tergantung setiap pribadi yang mengalami kelelahan
spiritual tersebut. Gejala yang tampak pada seseorang yang mengalami kelelahan
spiritual adalah kegelisahan, mudah marah (sensitive), menikmati hiburan secara
berlebihan (lewat Nonton TV, bermain Game), ingin memperoleh ketenangan, dan
perasaan untuk berputus asa selalu menyertai kelelahan spiritual tersebut.
Secara konkrit gejala dari kelelahan
spiritual itu dapat kita lihat dalam masing-masing diri kita yang memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai pelayan Tuhan yaitu ketika melihat kalender
pelayanannya. Misalnya ketika melihat jadwal pelayanannya yang sudah semakin
dekat, terkadang kita menggerutu dalam hati “waduhh
su mau dekat beta pung giliran, beta mw biking ibadah ni model bagaimana lay”
atau ketika menjelan natal dan kita mulai menggertutu, “Huffttt… su amper natal ni pasti beta akan paling sibuk dan menguras
banyak tenaga lay kombali”. Secara
tanpa sadar kalimat-kalimat yang kita keluarkan tersebut merupakan ekspresi
dari kelelahan kita, masalah-masalah yang tidak terselesaikan dengan sempurna
itu menjadi beban yang begitu berat bagi kita dan mengantarkan kita pada
kejenuhan tersebut.
Kelelahan spiritual yang terlalu lama dan mendalam ditambah dengan
kelelahan diri, akan membawa kita pada kehancuran spiritual. Biasanya seseorang
akan berdoa ketika dia mengalami sukacita, kebahagiaan, saat memperoleh masalah
berat dalam kehidupan, tetapi ketika masalah-masalah itu seakan tak bisa
diselesaikan dengan sempurna maka membuat akan kita putus asa bahkan saat-saat
itulah waktu untuk kita berdoa menjadi hal yang sangat berat untuk dilakukan bagi kita. Kita seolah-olah ingin beristirahat
yang panjang tanpa diganggu, bahkan kita ingin beristirahat dalam hubungan kita
dengan Tuhan sekalipun. Kita menjadi
tidak siap untuk mengalami perubahan dengan menolak melakukan hal-hal yang bisa
membantu kita untuk mencari solusi untuk masalah-masalah kita. Konkritnya kita
tidak ingin lagi berdoa padahal kita tahu bahwa membangun sebuah komunikasi
dalam hubungan kita dengan Tuhan itu sangat penting, namun hanya karena
kejenuhan yang kita alami terlalu mendalam itu maka kitapun menolak untuk
melakukannya. Sadarlah dengan demikian maka kita membiarkan Ironi itu terus
berlanjut dalam hidup kita..
Secara manusiawi Paulus dalam pelayanannya pasti mengalami kelelahan
yang luar biasa, tetapi dia selalu mau menjaga komunikasinya secara pribadi
dengan Tuhan. Paulus dalam pelayanannya menghadapi tantangan yang luar biasa,
ia dipukuli, masuk penjara, kapal yang di tumpanginya karam dan
terkatung-katung di laut, mendapat tantangan dari kaum yahudi maupun bukan
yahudi. Ia mengalami penderitaan yang hebat dan itu pasti membuat dia lemah dan
kelelahan (ayat 23-27) tetapi Paulus tetap berusaha untuk bersemangat dengan
cara terus membangun komunikasi dengan Tuhan. Hubungan Paulus dengan terbina
dengan begitu istimewa sehingga spiritualitasnya pun tidak menjadi terpuruk seperti
keadaannya yang terpuruk itu. Dalam pelayanannya dia selalu ber-empati dengan mereka
yang menderita dan lemah. Dan sikap Paulus ini memberikan kepada kita tentang
arti pelayanan yang sesungguhnya. Dia benar-benar memberikan dirinya utuh untuk
menjadi alat yang Tuhan pakai dalam fungsi melayani, memperhatikan, menguatkan
dan menopang kehidupan umat Tuhan. Paulus sebagai seorang murid Gamaliel
seorang cendikiawan, ilmuwan, guru besar pada zamannya tentunya Paulus pun
adalah orang yang sangat pintar dan
segani juga di hormati bahkan membuat sosok Paulus menjadi orang yang menentang
Kristus. Tetapi kemudian ketika dia
melewati proses kehidupan bersama dengan Tuhan ia pun berubah menjadi pribadi
yang rendah Hati sama seperti pribadi Kristus yang dia wartakan kepada
jemaat-jemaatnya khususnya di Korintus. Paulus bermegah justru karena kelemahannya
di dalam Tuhan.
Karena dengan jujur atas keadaan diri yang lemah kepada Tuhan dan
mengandalkan kuasa Tuhan yang bekerja dalam kehidupan, maka spiritualitas Paulus
itupun selalu terjaga karena dia mengandalkan Tuhan untuk tugas pelayananya juga
dia menjaga hubungannya dengan Tuhan supaya tetap istimewa.
Mungkin saja saat ini kita merasakan kelelahan spiritual yang luar
biasa membebani kehidupan kita tetapi, berbagai persoalan kehidupan yang
terberujung akhir. Tetapi dengan menjaga hubungan kita dengan Tuhan secara
istimewa sama seperti yang di contohkan Paulus itu, maka kita akan bisa bangkit
dari kelelahan spiritual kita, sehingga kita tidak putus asa untuk terus maju
dan berjuang menghadapi tantangan kehidupan. Tantangan itu akan terus ada dan
kita tidak akan bisa mampu mencegah agar tantangan itu tidak dating dalam
kehidupan kita, karena jiwa kita justru sangat memerlukan tantangan hidup
supaya lewat tantangan itu jiwa kita menjadi kuat, dan jalan kita didalam Tuhan
selalu menjadi mantap, kita menjadi pribadi yang kokoh dan siap menjadi berkat
bagi sesama. Saat kita merasakan sakitnya jatuh karena kelelahan kita itulah
saat yang tepat bagi kita untuk menerima perubahan dalam hidup kita, yaitu
dengan meraih Tangan Tuhan yang selalu ada untuk menopang kita. Dengan hati
yang jujur akan kelemahan kita dihadapan Tuhan, maka kita pasti akan melihat
dengan jelas tangan Tuhan yang terulur untuk membantu mencari solusi yang tepat
untuk masalah kita.
Semoga
renungan ini bisa menjadi motivasi iman bagi kita untuk terus berupaya
menjaga hubungan yang istimewa dengan
Tuhan, percayalah Tuhan selalu bersama-sama dengan kita dalam langkah juang
pelayanan kita..Amin..
Senyum Semangat Untuk
Pelayanan Kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar