Seorang pendeta dalam khotbahnya yang berapi-api dan penuh semangat berkata kepada jemaatnya
"Saudara2..! setiap orang pastipunya problema hidup, tapi tak semua orang punya solusi yang tepat untuk menyelesaikan problem hidupnya tersebut. hanya orang yang dekat dengan Yesus saja yang menemukan solusi yang tepat". kemudian disambung dengan sebuah syair "Yesusku Luar biasa, Masalahku menjadi biasa karna kudekat dengan Yesus". Sebuah Khotbah yang begitu berkesan bagi jemaat apa lagi Pendeta itu adalah seorang yang elok parasnya.
suatu ketika tak sangka-sangka saya melihat dia berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan di kota manado. biasanya di depan pusat perbelanjaan itu berkeliaran anak-anak jalanan yang sering meminta-minta uang yang mungkin saja akan mereka pakai untuk mengganjal perut kosong mereka, atau mereka akan membeli permainan kesukaan mereka. Sebuah yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya terjadi di depan mataku. ketika salah seorang anak datang menghampiri sang Pendeta, anak itu terlihat dekil dengan pakaian putihnya yang sudah mulai berubah warna menjadi agak kecoklatan nampaknya pakaian kusut dan dekil itu sudah lama tak diganti. si anak menghampiri sang pendeta yang sedang kebingungan dengan banyak barang belanjaan di tangannya sambil berjalan menuju New Avanza warna putih miliknya..
"om minta doi dang, qta mo bli makang..." sang pendeta berjalan lurus seolah tak menghiraukan si anak yang memelas meminta belas kasihannya. "om mari qta pegang jo itu tas, kong om nanti kase kita doi." Sang pendeta tetap cuek tak menghiraukan si anak. aku terus mengamati mereka berdua dengan rasa penasaran apa tindakan sang pendeta kepada si anak.
Karena bosan terus di ikuti sang pendeta mengeluarkan recehan lima ratusan sejumlah seribu rupiah dari kantong celananya kata si pendeta kepada anak itu " heh.. napa ini doi.. kong bilang ngana pe mama deng papa sadia makang kwa di rumah, supaya ngana jang bajalang ba minta dari orang. bekeng malo jo"
dengan nada bicara yang pasti menyayat hati si anak. tadinya saya berpikir sang pendeta akan berbicara dengan bijak dan dengan tutur kata lembut kepada sang anak sebaik dia berkata-kata ketika berada di atas mimbar gereja.
Dalam hati saya bertanya.. apakah kata-kata indah itu hanya akan terucap ketika berhadapan dengan jemaat saja? atau ucapan lembut nan bijaksana itu digunakan ketika sedang melakukan khotbah. ucapan manis nan bijak itu seolah hanya sebagai alat pencitraan diri sang pendeta kepada jemaatnya.. supaya tambah duit sampulnya.
lewat tulisan ini saya mengajak kita kembali merenungkan makna sebuah khotbah. bagaimana menghidupkan makna sebuah khotbah supaya benar-benar memakan tempat di hati jemaat.. karena khotbah yang hidup adalah perbuatan baik yang tulus dilakukan. walau tanpa kata-kata indah dan bijak tetapi perilaku kitalah yang menjadi khotbah yang hidup bagi jemaat. semoga lewat tulisan ini kita semakin dilengkapi sebagai para pelayan Tuhan yang tulus melayani Tuhan. jadikanlah Kristus sebagai teladan kita dalam melayani.
Selamat Melayani..... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar