Kisah ini pasti juga di alami siapa saja di masa kecilnya. masa kecil kita selalu di hiasi dengan berbagai fantasi kita tentang sesuatu yang gagah dan kuat bagi kita dan itu wajar untuk dijalani ketika kita masih kanak-kanak. Dari sepenggal cerita masa kecil ini saya hendak mengajak kita merenungkan kembali tentang fantasi, ambisi dan keinginan kita yang tanpa sadar telah menjerumuskan kita dalam dosa.
Kadang kita ingin menjadi yang berkuasa, tetapi tanpa sadar sesama kita terlindas oleh kekuasaan yang kita miliki. Terkadang kita ingin menjadi yang diperhatikan tetapi lantas membuat kita tidak menghiraukan kesusahan orang lain yang sebenarnya butuh perhatian kita. Ego yang kita miliki begitu besar sehingga menutupi nurani kita untuk peduli terhadap sesama.
Tanpa sadar kita telah memilih peran kita sebagai para pencabik Yesus, tanpa sadar kita telah memainkan peran kita yang menusuk lambungNya. Cambuk itu adalah keserakahan kita, dan tombak itulah keangkuhan dan kesombongan kita.
Haruskah kita terus menerus mencabik-cabik Dia dengan Keangkuhan Kita? haruskah kita berkali-kali menusuk tombak dosa ke lambungnya itu??
Mari kita sama-sama merenungkah hal ini..
Selamat Menjalani dan Merenungkan Minggu Sengsara ke -V
Tuhan Memberkati Kita dan Kiranya dalam hidup kita menjadi berkat bagi sesama :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar