Selasa, 17 April 2012

Senyum Semangat Untuk Maluku



Haruskah senyuman tulus ini pudar dari wajah mereka, haruskah semangat mereka kita hentikan?


Hidup jauh dari tanah kelahiran, jauh dari basudara di Maluku semakin memacu diri ini untuk berbuat yang terbaik di tanah rantau dan mempersembahkan yang terbaik untuk membangun tanah tercinta. Saat meninggalkannya,  negeri pusaka itu sedang menjerit kesakitan, ada darah anak negeri yang tertumpah, ada tangisan menetes di bumi Maluku. Agama dijadikan biang masalah untuk memenuhi hasrat keinginan mereka yang terkutuk itu. Hidup basudara di adu domba laeng bunuh lain, dan hidup dengan saling curiga.  
Masih teringat saat  suara adzan menyerukan kedamaian, masih terkenang saat suara lonceng gereja menggemakan suara kedamaian. Bagiku suara Adzan dan Lonceng gereja itu  adalah suara Tuhan yang memanggil kita untuk hidup damai dalam kasih. Suara Tuhan dalam adzan dan lonceng gereja kemudian tak lagi dihiraukan, suara itu berganti makna menjadi panji dan genderang perang  antar sudara.
Samua luka itu sudah berakhir tangis dan wajah suram bumi Maluku mulai berubah menjadi senyuman dan  semangat untuk kembali bangkit dan menunjukkan jati dirinya.
Mari katong jaga senyum itu mari katong piara semangat itu.
Jang mau dibodohi dan dipengaruhi  orang yang  seng mau lia ktong hidup damai.
Kasi tinggal rasa binci, lapas rasa dendam dari dalam diri.
Mari katong SENYUM SEMANGAT UNTUK MALUKU

ALE RASA BETA RASA………….
KALWEDO KIDABELA………….
RATU NORKID MONUK DEDESAR……………..
LAWA MENA HAULALA……………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar